Minggu, 20 Mei 2012

PENYATUAN ZONA WAKTU WILAYAH INDONESIA


Rencana pemerintah untuk menyatukan zona waktu Indonesia menjadi Greenwich Mean Time (GMT) +8 perlu dikaji lebih mendalam.Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, mengatakan tantangan rencana ini adalah meyakinkan masyarakat untuk bisa menerima perubahan kebiasaan terutama jam kerja
.Oleh karena itu, perubahan tersebut harus kembali dikaji, terutama efektivitasnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.Seperti diketahui, pemerintah berencana menyatukan tiga zona waktu Indonesia menjadi satu zona waktu dengan alasan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan efektivitas birokrasi yaitu WIB,WITA,WITA
   Menko Perekonomian Hatta Rajasa ngotot mendorong rencana penyatuan zona waktu di Indonesia agar perekonomian lebih produktif. Apalagi rencana ini disetujui Presiden SBY.

Hal ini disampaikan Hatta saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (16/5/2012).

    "Pokoknya tahun ini kita percepat karena ini kan masalah sosialisasi. Hampir tidak ada yang menolak, intinya adalah sosialisasi," ujarnya.Hatta mengatakan, dari kajian yang ada, penyatuan zona waktu Indonesia akan menggunakan patokan GMT+8 atau Waktu Indonesia Tengah (WIT). Kebijakan ini akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas di segala aspek.Hatta memang menjadi menteri yang paling rajin mendorong adanya penyatuan zona waktu di Indonesia. Meski masih berupa wacana, namun riset terhadap penyamaan zona waktu di seluruh wilayah Indonesia sudah ada. 

   Bahkan sudah dibahas di Komite Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sejak Hatta masih menjabat sebagai Menteri riset dan teknologi (Menristek).Kepala Divisi Humas dan Promosi KP3EI, Edib Muslim pernah mengatakan, ide penyatuan zona waktu Indonesia adalah buah pikiran Hatta Rajasa.Ia menambahkan, penyamaan waktu antara indonesia barat, tengah, dan timur diyakini akan dapat mengangkat 20% PDB Indonesia. Sebab ada angkatan kerja berjumlah 190 juta orang yang akan melakukan pekerjaannya secara bersama-sama.Indonesia sering kalah dengan negara lain dalam hal transaksi bisnis. 
   Seperti jadwal terbang Garuda yang satu jam lebih lambat dari maskapai lain, karena perbedaan waktu tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) juga kalah satu jam dengan bursa efek di Hong Kong, dan Sanghai.

Sumber   :http://www.metrotvnews.com
                http://finance.detik.com
Email      : vicky.andhy@yahoo.com
 fb          : vicky.andhy ahmad

Tidak ada komentar:

Posting Komentar