Sabtu, 28 April 2012

DPR KELUAR NEGERI,MENGHAMBURKAN UANG NEGARA

    Kunjungan anggota DPR ke luar negeri terus mendapat sorotan. Insiden penolakan anggota Komisi I oleh PPI Berlin semakin mencoreng muka politikus di Senayan.Kunjungan ke luar negeri selalu dijadikan alasan buat pelesiran dan belanja. Mereka biasanya berbondong-bondong bersama keluarga. Namun, anggaran buat kunjungan itu terus meningkat dari tahun ke tahun.Indonesia Budgeting Centre (IBC) mencatat selama tahun 2010 DPR sudah melakukan kunjungan kurang lebih 21 negara. Anggaran yang dipakai tahun 2010 sebanyak Rp 162,9 miliar. Alokasi anggaran untuk kunjungan luar negeri DPR tahun 2011 oleh Sekjen DPR dialokasikan sebanyak Rp 100 miliar.Koalisi Masyarakat Sipil mencatat peningkatan anggaran kunjungan luar negeri anggota DPR periode 2009-2014. Tahun kedua periode 2009-2014 mencapai Rp 162,94 miliar atau melonjak tujuh kali lipat dari anggaran DPR kedua periode 2004-2009 yang mencapai Rp 23,55 miliar.

Berikut kunjungan DPR tahun 2012 : 
=> KOMISI I
- JUMLAH ROMBONGAN: 14 anggota Dewan, 1 anggota Komisi I DPR, 2 staf sekretarian, 1 pejabat Kementrian Luar Negeri
- NEGARA TUJUAN
=> Afrika Selatan, Ceko, Polandia, dan Jerman.
- WAKTU => 13 - 20 April 2012
- ANGGARAN => Menurut Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) berdasarkan PMK No.84/PMK.02/2011, anggaran untuk sekitar 10 anggota Komisi I : sekitar Rp 3,1 miliar. Rinciannya adalah
- Afrika Selatan Rp 606.425.600.
- Republik Cek Rp 1.011.982.400
- Polandia Rp 729.564.000
- Jerman Rp 826.029.600

=> KOMISI III
# ROMBONGAN I
- TUJUAN: Perancis
- JUMLAH ROMBONGAN: 15 orang
- JADWAL: 3 Maret 2012-12 Maret 2012.
Tim dipimpin oleh: Muhammad Nasir dari Fraksi PKS dan dan Aziz Syamsuddin dari Partai Golkar. Anggota antara lain: Nudirman Munir, Eva Kusuma Sundari, Eddy Sadeli, Dodi Reza Alex Nurdin.

# ROMBONGAN II
- NEGARA TUJUAN: Hong Kong dan Korea Selatan
- JUMLAH ROMBONGAN: 10 orang yang dipimpin Wakil Ketua Komisi III Tjatur Sapto Edy
- JADWAL
: April 2012

=> KOMISI VIII
- JUMLAH ROMBONGAN:
9 anggota DPR bersama 4 orang staf
- NEGARA TUJUAN: Denmark dan Norwegia.
- JADWAL: 27 April 2012 dan 3 Mei 2012
- ANGGARAN: Rp 1.8 miliar
Aksi protes itu memberi peringatan agar Kunjungan Kerja Ke Luar Negeri oleh Anggota DPR RI tidak menambah agenda wisata.
PPI yang terdiri dari PPI Berlin, dan Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Jerman menekankan agar ANggota DPR bisa koreksi diri dan tidak melakukan kunjungan kerja yang di nilai mengada-ada ( atau di buat buat untuk dilakukan) karena hal ini akan merugikan negara mengingat seluruh biaya kunjungan kali ini menghabiskan uang negara sebesar 3 milyar lebih.Terlebih lagi , menurut pantauan PPI, DPR terlalu bersemangat untuk Kunjungan Kerja keluar negeri, berbondong bondong, bahkan membawa sebagian keluarga mereka. Ini jelas jelas tidak efektif, dan sangat kampungan (seperti orang kampung datang ke kota)  terlebih jika keluarga pribadi mereka yang diajak juga menggunakan fasilitas negara.Agenda DPR setiap Kunjunga kerja ke negeri seperti mirip itu itu saja`dan tidak pernah menghasilkan apa apa. initinya sangat menghamburkankan uang rakyat shopping di tempat mahal , foto foto ketempat rekreasi ,Wisatawan DPR dengan modus Kunjungan Kerja atau Studi banding. ( ini menurut pantaun saksi PPI di Jerman)Menurut PPI, sekarang jaman canggih untuk sekedar konfrensi temu bicara, mengobrol bisa menggunakan Tele-conference ( KOnfrensi jarak jauh menggunakan layanan video call atau yang lainnya) dan tidak perlu jauh jauh datang dari Indonesia ke jerman dengan menghabiskan dana yang tidak sedikit.Dalam aksi PPI, , PPI Jerman, PPI Berlin, dan NU menuntut tiga hal, yaitu transparansi, laporan, dan pengertian dari para wakil rakyat, yang mana dalam pernyataan mereka dijabarkan sebagai berikut:
Transparansi dari setiap anggota DPR RI mengenai agenda kunjungan ke luar negeri beserta biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat 1 bulan sebelum keberangkatan.
  1. Melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui website DPR RI dan media massa.
  2. Pengertian Ibu Bapak wakil rakyat untuk tidak menghamburkan uang rakyat dengan terbang ribuan 
  3.  kilometer untuk Rapat Dengar Pendapat dengan KBRI dan KJRI. Hal ini bisa dilakukan lewat tele-konferens, atau ketika pejabat-pejabat KBRI dan KJRI berada di Jakarta

SUMBER         : http://www.tempo.co/read/new
                             http://formulablogger.com
Email                 : vicky.andhy@yahoo.com
fb                       : vicky andhy ahmad
tw                      : @vickyandhy

Jumat, 27 April 2012

PENCITRAAN OLEH CAWALKOT

      
     Memang saat ini yang terjadi di wilayah makassar (sul-sel) adalah masalah pemilihan walikota sul-sel,tetapi untuk masalah pencitraan itu sendiri belum terlihat oleh mata,di karenakan pemilihan walikota terlaksana pada tahun 2014  dan calon walikota tersebut memiliki 3 kandidat,dan tetapi saat ini yang hangat di bicarakan oleh media dan masyarakat hanyalah masalah pemilihan gubernur sul-sel,untuk itu para calon walikota saat ini hanya memperlihatkan atribut-atribut wajahnya dan itu berarti masih menggunakan tipe komunikasi non-verbal,tetapi hal yang tak lazim lagi pencarian para calon wali kota haru memiliki syarat seperti Pemilih Pilwalkot Makassr berdasarkan hasil survei Serum yang dirilis memilih calon kepala daerah berdasarkan faktor kesamaan agama dan kesamaan pandangan politik.Tidak tangung-tanggung 37,5 persen dari 400 res­ponden mengaku menjadikan agama sebagai pertimbangan utama dalam memilih figur Wali Kota Makassar. Sementara itu, 14,8 persen responden mengaku melihat kesamaan pandangan politik sebagai dasar pertimbangan.Sedangkan faktor kesamaan suku atau geopolitik (3,8 persen) dan kesamaan partai politik (2,5 persen) tidak menunjukkan pengaruh signifikan.

      Dimana Dewan Penasehat Serum Institute, dimana salah satu kandidat calon walikota mengatakan , dalam jumpa persnya di Café Redbowl, Jalan Pengayoman, Makassar, Minggu, 19 februari, menjelaskan berdasarkan asumsi tersebut, 31 persen responden termotivasi memilih latar figur dari kalangan tokoh agama. Sedang 20,8 persen responden memilih figur berlatar politisi dan 12,8 persen responden memilih figur berlatar akademisi. Sedang figur berlatar pengusaha hanya di­pilih 10 persen responden, dan 9 persen responden memilih figur berlatar birokrat.sehingga menjelaskan beberapa calon walikota sul-sel melakukan pencitraan dengan cara bisa tampil sebagai tokoh agama, politisi, dan sekaligus akademisi dan Pasalnya, menilai diantara ketiganya tidak mungkin ada yang bersedia maju sebagai 02.Sehingga pencintraan tersebut masih ambang-ambang.

Email     : vicky.andhy@yahoo.com
fb          : vicky andhy ahmad
tw         : @vickyandhy